halo sang masa lalu
apa kabar kamu sekarang? aku rasa, sepertinya kamu sudah banyak berubah ya sejak terakhir kali
kita ketemu
Sebelumnya, percayalah sebenarnya aku sudah tidak ingin mengungkit mengingat cerita ini lagi
Tapi apa kamu tau? aku masih saja mengingat cerita ini. cerita tentang aku, kamu, dia
kalau kamu gak keberatan, bolehkah aku sedikit menuangkan cerita ini ke dalam blog ini? oh tentu saja boleh bukan? karena dulu, kamu selalu menjadi orang yang paling mengerti aku~~
halo masa laluku,
kagetkah kamu jika aku bilang bahwa luka yang kamu torehkan waktu itu masih terasa hingga saat ini? hahaha aku harap kamu jangan kaget ya
Sepertinya luka yang dulu itu kamu torehkan terlalu dalam deh, hingga saat ini rasa perihnya pun masih sangat terasa. bahkan sang masa depan yang sudah datang pun gak bisa menyembuhkan luka ini looh
Dia cuma mengurangi rasa perihnya tanpa pernah bisa menyembuhkannya~
Taukah kamu sekarang aku menjadi aku-yang-cemburuan? gak jarang loh aku menangis ketakutan kalo "dia" deket sama "temen aku". karna apa? aku trauma ketika "kamu" menjadi miliknya "sahabat aku". hebat yah kamuuuu~~
Tolong sembuhkan rasa sakit ini hey, obatin trauma ini. karena "obat" yang aku punya, gak bisa menyembuhkan rasa sakitnya. aku terlalu lelah untuk menangis menahan perihnya luka ini. sekalipun hati ini udah hampir sepenuhnya aku kasih buat "dia" tapi tetap saja, rasa sakit itu masih ada. masih seperti pertama kali kamu torehkan bagaimana tidak? ketika aku sedang di tengah-tengah kebahagiaan, ketika kamu terbangkan aku dengan harapan-harapan, kata-kata dan janji-janji manis itu, tiba-tiba kamu lepaskan sayap itu, kamu biarkan aku jatuh terjerembab ke batu-batu besar yang ku namai dengan "penyesalan" sehingga aku terluka begitu dalam
Aku merasakan sakit dan perih yang teramat sangat, lalu kamu tinggalkan aku, tanpa memberi obat sakitnya. kamu pergi, tanpa bisa ku cegah sama sekali. aku tertatih berjalan pulang, tertatih menahan luka. aku tak bisa mengobatinya. aku tersesat di dalam sebuah penyesalan. lalu aku lihat kamu terbang bersama "sahabatku"
bagaimana bisa aku membodohi diriku sendiri?
mengapa aku tidak menyadarinya sejak awal? kamu menerbangkanku. aku terbang sendiri. terbuai dalam
kebahagiaan yang kamu ciptakan untukku, bukan untuk kita. mestinya aku sadar. kamu tidak ingin terbang berdua bersamaku. jikalau aku terlihat begitu membencimu di depan
mereka, percayalah. aku tidak pernah membencimu. hatiku melarang hal itu. hatiku masih meminta obat penyembuh lukanya. lagipula, aku rasa aku tidak berhak membencimu. kamu teman yang baik. pendengar yang baik
Maaf aku harus mengungkit cerita ini lagi
Maaf jika aku selalu memberatkan langkahmu pergi
Terimakasih untuk luka yang telah membekas (mungkin tidak bisa hilang)
Terimakasih untuk kebahagiaan semu yang pernah ada, terimakasih untuk segala cerita ini, cerita ini mungkin telah tamat, namun lukanya akan
selalu menimbulkan perih, cerita ini pergi, dengan menyisakan sejuta
penyesalan
WITH LOVE
Rizka Hartanti